Warna Kulit Suku Indian Amerika

Warna Kulit Suku Indian Amerika

Golongan III untuk Warna Kulit Cokelat Terang

Warna kulit cokelat terang ini memiliki warna mendekati beige, yakni cokelat yang sangat terang. Warna rambut mereka rata-rata pirang gelap atau cokelat muda. Warna mata mereka merah kecokelatan atau cokelat muda. Grameds dapat menemui warna kulit ini pada orang-orang Asia pada umumnya.

Pada banyak penjelasan medis, kulit jenis ini memiliki resiko yang cukup tinggi untuk terserang kanker kulit jika terpapar sinar ultraviolet, sama halnya seperti warna kulit putih pucat dan warna kulit putih. Jika terpapar sinar ultraviolet matahari, kulit ini jenis ini dapat berubah menjadi cokelat tua, berbintik, atau terbakar.

Golongan II untuk Kulit Warna Putih

Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang.

Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya.

Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit.

Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat

Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran (Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta), Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara.

Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik  dan terbakar tidak terjadi.

Golongan II untuk Kulit Warna Putih

Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang.

Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya.

Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit.

Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju Hitam

Golongan warna kulit terakhir yang disebutkan oleh Fitzpatrick dalam teori skala warna kulitnya adalah very dark brown. Ya, Anda benar Grameds. Golongan warna kulit very dark brown ini memiliki jumlah melanin yang sangat banyak dan mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat mendekati hitam.

Rata-rata orangnya memiliki mata berwarna cokelat kehitaman dan berambut hitam. Orang-orang yang memiliki kulit berwarna cokelat sangat tua ini banyak yang mendiami Benua Afrika dan suku Aborigin (penduduk asli Benua Australia).

Kulit yang berada tipe ini merupakan kulit yang paling aman dari resiko kanker kulit. Meskipun terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi yang paling baik dibandingkan kulit jenis lainnya. Jika terkena paparan sinar UV matahari, kulit berwarna very dark brown tidak muncul bintik-bintik, tidak pernah terbakar, namun selalu berubah menjadi gelap.

Bagi Anda yang masih penasaran bagaimana merawat kulit berdasarkan golongan kulit, Anda bisa membaca buku-buku pilihan kami.

Karena setiap tipe warna kulit memiliki jumlah pigmen melanin, kemampuan beradaptasi di bawah paparan sinar UV matahari, dan karakter yang berbeda, maka  masing-masing tipe warna kulit memilikicara perawatan yang berbeda. Untuk kulit tipe I sampai III, Anda memiliki kulit yang mempunyai resiko tinggi akan terbakar, melanoma, kanker kulit, dan penuaan akibat paparan sinar UV matahari.

Oleh karena itu, para dermatolog atau dokter kulit menyarankan Anda agar melakukan beberapa tips di bawah ini:

Sementara itu, bagi Anda yang memiliki warna kulit tipe IV sampai VI, tips yang diberikan pada dasarnya hampir sama dengan yang diberikan untuk warna kulit tipe I sampai III. Hanya saja, pakaian pelindung yang digunakan tidak diharuskan memiliki UPF sebesar 30. Dan Anda cukup menggunakan sunscreen yang memiliki SPF minimal 15 jika keluar di bawah paparan sinar matahari.

Masih penasaran cara merawat kulit lainnya? Tenang, kami masih ada stok buku-buku terbaik.

Grameds, ulasan kita mengenai macam warna kulit manusia telah sampai pada ujungnya. Kami yakin masih ada banyak bahasan mengenai warna kulit dan perawatan kulit. Oleh karena itu, Gramedia menjadi #Sahabattanpabatas Anda untuk menggali ilmu dan pengetahuan lebih dalam lagi dengan buku-buku pilihan kami.

Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan

Macam-Macam Warna Kulit – Berbicara mengenai warna kulit manusia, tentu teringat tentang ras. Masalah yang masih sering terjadi di dunia ini adalah tindakan rasisme yang dapat mengganggu kebebasan hidup seseorang atau suatu kelompok. Hal ini tentu memunculkan rasa penasaran kita sebenarnya ada berapa sih jumlah ras di dunia ini? Dan ada berapa jenis warna kulit manusia di dunia? Grameds, dalam kesempatan kali ini kita akan mengulas macam-macam warna kulit manusia. Yuk langsung aja kita simak ulasan berikut ini.

Apa yang Anda pikirkan pertama kali ketika mendengar kata “ras”? Kata ras berasal dari budaya Barat, tepatnya Bahasa Perancis-Italia razza yang artinya adanya perbedaan macam-macam penduduk berdasarkan tampilan fisik. Yang menjadi indikator dalam pembagian ras meliputi warna kulit, warna mata, bentuk dan warna rambut, bentuk tubuh, dan bentuk mata.

Pengertian ras yang lain mengacu pada perangai atau perawakan yang terlihat secara fisik atau sikap sebuah kelompok, yang seringkali menggambarkan penduduk dari suatu geografi tertentu. Tidak hanya itu, ras juga sering dihubungkan dengan klan, keluarga, dan garis keturunan dalam sebuah kelompok. Pengertian ras manusia yang paling mendekati kebenaran adalah pengklasifikasian manusia berdasarkan ciri-ciri biologis, bukan sosiokultural.

Berdasarkan warna kulit Alfred Louis Kroeber, seorang antropogi asal Amerika Serikat, manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar ras dan beberapa ras khusus. Di bawah ini akan kita ulas secara garis besar macam-macam ras menurut klasifikasi yang dilakukan oleh Kroeber.

Ras manusia jenis ini pada umumnya memiliki ciri-ciri fisik kulit berwarna kuning. Meski anggapan warna kulit kuning tidak benar, namun mayoritas. Misalkan saja orang Asia Tenggara cenderung berkulit cokelat muda dan cokelat gelap. Ras Mongoloid sebagian besar tersebar di daerah Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian EEropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, India Timur Laut, dan Oseania.

Ras Mongoloid dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok ras. Pertama, Asiatic Mongoloid yang meliputi Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Utara). Kedua, Malayan Mongoloid, meliputi Indonesia, penduduk asli Taiwan, dan Asia Tenggara. Ketiga, American Mongoloid yang merupakan penduduk asli benua Amerika.

Ras Negroid merupakan ras manusia yang ciri-ciri umumnya adalah kulit mereka yang berwarna hitam dan berambut keriting. Ras Negroid banyak tersebar di seluruh dunia, namun utamanya mereka mendiami benua Afrika yang berada di sebelah selatan gurun sahara. Mereka memiliki banyak keturunan yang tersebar di Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Eropa.

Ras Negroid terbagi menjadi tiga kelompok lagi. Pertama, African Negroid yang merupakan penduduk asli Afrika. Kedua, Negrito yang tersebar di Semenanjung Malaya yang biasa juga dikenal orang Semang di Filiphina.

Ketiga, Melanesian. Istilah Melanesia dalam bahasa Yunani  berarti pulau hitam. Penamaan ini karena mayoritas penghuni pulau-pulau ini merupakan orang-orang yang memiliki kulit berwarna hitam. Melanesia merupakan wilayah-wilayah yang berada di Nusa Tenggara Timur, Irian yang tinggal di area Irian Jaya atau Papua, Timor Leste, Vanuatu, French Polynesia, Fiji, dan Solomon.

Ciri utama dari ras Kaukosid adalah mereka pada umumnya memiliki kulit berwarna putih. Sebagian besar ras ini menetap di Afrika Utara, India Utara, Pakistan, Timur Tengah, dan Eropa. Mereka memiliki banyak keturunan dan tersebar di Amerika Utara dan Australia. Tidak hanya itu,mereka juga tersebar di sebagian wilayah Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Selandia Baru.

Meskipun mayoritas ras ini memiliki kulit berwarna putih, tidak semua orang ras Kaukosid memiliki kulit berwarna putih. Orang Somalia dan Ethiopia bisa menjadi contoh dalam hal ini. Meskipun mereka ciri-ciri fisik mereka seperti orang Negroid, yakni berambut keriting dan berkulit hitam, tengkorak mereka lebih mirip dengan ras Kaukosid sehingga dimasukka ke dalam golongan ras kaukosid.

Ras Kaukosid terbagi menjadi empat kelompok lagi. Pertama, Nordic yang berada di Eropa Utara untuk daerah sekitar Laut Baltik. Kedua, Alpine untuk Eropa Tengah dan Eropa Timur. Ketiga, Mediteranian yang meliputi Afrika Utara, Laut Tengah, Arab, Armenia, dan Iran. Dan yang keempat, Indic yang meliputi India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh.

Warna kulit tidak jarang menjadi sumber munculnya kasus diskriminasi dalam kehidupan sosial maupun politik. Hal ini dapat Anda pelajari dalam pengaruh politik akibat warna kulit perempuan. Anda tidak perlu khawatir karena kami merekomendasikan buku-buku terbaik untuk Anda.

Selain ketiga ras besar di atas, di dunia masih ada beberapa ras yang khusus yang tidak terlalu besar namun tidak bisa diamasukkan ke dalam tiga ras lainnya. Hal ini tentu menjadi sumber keunikan ras-ras khusu ini. Tercatat ada empat ras khusus lainnya yang perlu kita kenali.

Pertama, ras Bushman yang merupakan penduduk di area Gurun Kalahari di wilayah Afrika Selatan. Kedua, ras Veddoid yang mendiami pedalaman di Sri Lanka. Ketiga, ras Polynesian yang mendiami Kepulauan Mikronesia dan Polynesia. Keempat, ras Ainu yang berada di wilayah Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang.

Macam-macam Warna Kulit Manusia

Meskipun warna kulit berdasarkan ras terbagi menjadi tiga kelompok besar dan ditambah beberapa kelompok kecil, namun warna kulit manusia lebih banyak dari itu. Misalkan saja, untuk warna kulit putih saja ada yang warna kulit putih pucat dan ada juga yang putih kemerahan. Tentu dua jenis warna kulit tersebut memiliki skin tone yang berbeda.

Sekitar empat puluh tahun yang lalu, seorang dermatologist atau dokter kulit di Amerika Serikat yang bernama Thomas Bernard Fitzpatrick melakukan penelitian dan berhasil membuat skala warna kulit manusia. Skala warna kulit tersebut dikenal dengan Skala Fitzpatrick.

Karena hasil penelitian tersebut, Fitzpatrick dijuluki sebagai bapak dermotologi modern. Ia menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan mendasar pada setiap kulit manusia akibat terbakar. Kemudian, penelitian yang dilakukannya berkembang dan gagasan tersebut banyak digunakan oleh ilmuwan sebagai standar umum maupun penelitian lanjutan.

Secara garis besar, skin tone manusia terbagi menjadi enam macam. Kira-kira Grameds tahu nggak jenis kulit Anda apa? Kalau belum tahu, yuk kita ulas bersama macam-macam warna kulit manusia di bawah ini.

Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju Hitam

Golongan warna kulit terakhir yang disebutkan oleh Fitzpatrick dalam teori skala warna kulitnya adalah very dark brown. Ya, Anda benar Grameds. Golongan warna kulit very dark brown ini memiliki jumlah melanin yang sangat banyak dan mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat mendekati hitam.

Rata-rata orangnya memiliki mata berwarna cokelat kehitaman dan berambut hitam. Orang-orang yang memiliki kulit berwarna cokelat sangat tua ini banyak yang mendiami Benua Afrika dan suku Aborigin (penduduk asli Benua Australia).

Kulit yang berada tipe ini merupakan kulit yang paling aman dari resiko kanker kulit. Meskipun terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi yang paling baik dibandingkan kulit jenis lainnya. Jika terkena paparan sinar UV matahari, kulit berwarna very dark brown tidak muncul bintik-bintik, tidak pernah terbakar, namun selalu berubah menjadi gelap.

Bagi Anda yang masih penasaran bagaimana merawat kulit berdasarkan golongan kulit, Anda bisa membaca buku-buku pilihan kami.

Karena setiap tipe warna kulit memiliki jumlah pigmen melanin, kemampuan beradaptasi di bawah paparan sinar UV matahari, dan karakter yang berbeda, maka  masing-masing tipe warna kulit memilikicara perawatan yang berbeda. Untuk kulit tipe I sampai III, Anda memiliki kulit yang mempunyai resiko tinggi akan terbakar, melanoma, kanker kulit, dan penuaan akibat paparan sinar UV matahari.

Oleh karena itu, para dermatolog atau dokter kulit menyarankan Anda agar melakukan beberapa tips di bawah ini:

Sementara itu, bagi Anda yang memiliki warna kulit tipe IV sampai VI, tips yang diberikan pada dasarnya hampir sama dengan yang diberikan untuk warna kulit tipe I sampai III. Hanya saja, pakaian pelindung yang digunakan tidak diharuskan memiliki UPF sebesar 30. Dan Anda cukup menggunakan sunscreen yang memiliki SPF minimal 15 jika keluar di bawah paparan sinar matahari.

Masih penasaran cara merawat kulit lainnya? Tenang, kami masih ada stok buku-buku terbaik.

Grameds, ulasan kita mengenai macam warna kulit manusia telah sampai pada ujungnya. Kami yakin masih ada banyak bahasan mengenai warna kulit dan perawatan kulit. Oleh karena itu, Gramedia menjadi #Sahabattanpabatas Anda untuk menggali ilmu dan pengetahuan lebih dalam lagi dengan buku-buku pilihan kami.

Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan

Salah satu kisah menyedihkan orang Indian pribumi AS adalah bentrokannya dengan pemukim kulit putih asal Eropa karena masalah agama, ide, dan kultur. Reporter VOA Paul Thompson menyorot kisah hubungan antara pemukim di AS asal Eropa dan pribumi Indian yang telah hidup ribuan tahun di daerah yang sekarang disebut Amerika Utara. Soeprapto bersama Purwati membawakan kisah tersebut.

Berbagai macam suku penduduk pribumi hidup di daerah pantai timur daerah yang sekarang menjadi AS. Mereka berbicara beraneka ragam bahasa. Ada diantara mereka itu petani, dan ada juga pemburu. Ada yang mengalami banyak pertempuran, ada pula yang hidup damai.

Nama-nama suku yang terkenal bagi orang Amerika adalah suku Seneca, Tamohawk, Seminole, Cherokee, dan masih banyak lagi. Suku-suku ini telah lama mengembangkan kultur mereka masing-masing sebelum pemukim pertama dari Eropa tiba di benua baru Amerika. Masing-masing memiliki semacam agama, atau keyakinan yang kuat. Banyak dari suku-suku itu memiliki kepercayaan yang serupa.

Suku-suku Indian di daerah pantai timur Amerika memiliki sistem perdagangan yang berkembang jauh. Menurut para periset, beberapa suku Indian pribumi Amerika itu berdagang berbagai macam barang di seluruh negeri ini.

Pertemuan pertama yang tercatat sejarah antara orang Eropa dan pribumi Amerika di daerah pantai timur itu terjadi dalam tahun-tahun 1500-an. Kaum nelayan dari Prancis dan daerah Basque Spanyol mengarungi Lautan Atlantik. Mereka mencari ikan paus di sepanjang pantai Amerika Utara. Mereka berkemah sementara di sepanjang pantai. Sering mereka berdagang barter dengan suku Indian setempat.

Orang-orang Eropa itu sering membayar suku Indian untuk bekerja bagi mereka. Kedua pihak merasa hubungan mereka sukses. Beberapa kali berbagai kelompok nelayan yang berbeda, berusaha membangun permukiman permanen di daerah pantai tetapi musim dingin tidak memungkinkan mereka hidup secara begitu. Kam nelayan itu hanya bersifat sementara.

Pemukim pertama di daerah New England, Amerika timur-laut, mulai tiba dalam tahun 1620. Mereka ingin hidup berdampingan secara damai dengan penduduk Indian pribumi Amerika. Mereka perlu saling berdagang untuk memperoleh makanan. Pemukim itu juga menyadari bahwa perang akan berakibat kekalahan cepat, karena jumlah mereka hanya sedikit.

Namun, berbagai masalah segera timbul. Barangkali yang paling serius adalah cara berpikir yang berbeda mengenai tanah antara Indian Amerika dan pendatang baru Eropa. Perbedaan itu menciptakan berbagai masalah yang tidak terpecahkan dalam kurun beberapa ratus tahun mendatang.

Tanah bagi pendatang Eropa sangat penting. Di Inggris, dan di kebanyakan negara lain, tanah berarti kekayaan. Memiliki tanah yang luas berarti seseorang memiliki kekayaan yang sangat besar dan memiliki pengaruh politik yang besar pula.

Banyak dari pemukim di benua baru itu di Eropa mungkin tidak pernah memiliki tanah. Mereka terlalu miskin. Dan mereka termasuk golongan pemeluk agama yang minoritas. Ketika mereka tiba di benua baru Amerika, mereka mendapati bahwa tampaknya tidak seorangpun memiliki tanah yang luas.

Perusahaan-perusahaan di Inggris perlu menemukan orang yang bersedia untuk bermukim di benua baru. Karena itu mereka menawarkan tanah kepada siapapun yang mau melintasi Lautan Atlantik untuk mengadu untung. Bagi banyak orang, kesempatan itu merupakan impian yang menjadi kenyataan. Kesempatan itu merupakan cara untuk meemperbaiki taraf hidup. Tanah memberikan mereka kesempatan untuk menjadi kaya dan berpengaruh.

Suku Indian berkeyakinan bahwa tidak seorangpun dapat memiliki tanah. Namun mereka berpendapat bahwa siapapun dapat menggunakan tanah. Siapapun yang ingin tinggal di suatu tempat dan bercocok tanam di sebidang tanah dapat berbuat demikian.

Suku Indian hidup bersama alam. Mereka dapat hidup layak tanpa harus bekerja keras. Mereka dapat berbuat demikian karena mereka memahami tanah dan lingkungannya. Mereka tidak ingin berusaha mengubah tanah. Mereka mungkin akan hidup di suatu daerah untuk beberapa tahun, kemudian pindah. Mereka membolehkan tanah yang pernah mereka tempati dibiarkan ditumbuhi tanam-tanaman lagi.

Mereka barangkali akan berburu di suatu tempat selama beberapa saat, tetapi mereka akan pindah lagi. Mereka berburu hewan hanya sebanyak cukup untuk mereka makan, sehingga jumlah hewan buruan akan terus bertambah. Mereka memahami alam dan berusaha supaya alam dapat menghidupi mereka.

Orang Eropa yang pertama bermukim di New England, Amerika timur-laut hanya sedikit jumlahnya. Mereka memerlukan tanah. Suku Indian tidak khawatir atas kedatangan mereka. Cukup lahan tanah bagi setiap orang untuk bercocok-tanam. Mudahlan untuk hidup bersama. Suku Indian membantu pendatang itu dengan mengajar mereka bagaimana menanaman tanaman pertanian dan hidup di tanah itu.

TetapI orang Indian tidak mengerti mengapa pendatang Eropa ingin tetap memiliki tanah. Gagasan itu asing bagi orang Indian. Ide itu sama saja seperti keinginan untuk memiliki udara dan awan.

Waktu berjalan, semakin banyak pendatang baru untuk bermukim dan tinggal menetap, dan mengambil lebih banyak tanah. Mereka menebang pohon untuk membangun pagar guna melindungi diri dari serangan orang dan hewan. Mereka menuntut agar orang Indian tinggal di luar tanah mereka.

Agama juga menjadi masalah yang timbul antara para pemukim baru dan penduduk pribumi Indian. Pemukim di New England sangat khusuk menganut agama mereka, agama Kristen. Mereka berpendapat bahwa agama Kristen merupakan kepercayaan yang sejati dan semua orang harus mempercayainya. Mereka segera tahu bahwa suku Indian tidak tertarik untuk mempelajari agama itu ataupun untuk mengubah kepercayaan mereka.

Banyak pemukim baru lalu menyadari bahwa penduduk pribumi Amerika tidak dapat dipercaya karena mereka bukan orang Kristen. Kelompok-kelompok pemukim baru mulai merasa takut kepada orang Indian. Mereka berpendapat bahwa orang Indian sebagai orang jahat karena mereka tidak beragama. Pemukim baru mengatakan kepada orang Indian bahwa mereka harus mengubah keyakinan dan menjadi orang Kristen. Orang Indian terheran-heran, tidak mengerti, mengapa mereka harus mengubah sesuatu.

Pemukim asal Eropa tidak bisa memahami bahwa suku Indian pribumi sangat taat beragama dengan sangat mempercayai kekuatan yang tidak terlihat. Penduduk Indian hidup sangat dekat dengan alam. Mereka percaya bahwa semua benda di alam semesta ini bergantung sama satu sama lain. Semua penduduk pribumi Indian mengakui kekuasaan pencipta alam dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Peristiwa-peristiwa lain juga menimbulkan masalah serius antara penduduk pribumi Amerika dan pemukim baru pendatang dari Eropa. Satu masalah serius adalah mengenai penyakit. Pemukim baru membawa penyakit dari Eropa dalam tubuh mereka. Misalnya, penyakit cacar terkenal melanda Eropa. Sebagian orang ada yang mengidap penyakit itu dan membawa bakteri yang menyebabkan penyakit cacar, meskipun mereka tidak menderita penyakit itu.

Penyakit cacar tidak dikenal orang Indian. Daya tahan tubuh mereka tidak mampu melawan penyakit cacar. Penyakit itu membunuh seluruh suku setempat, Dan masalah penyakit cacar, baru merupakan satu soal saja dari penyakit serupa itu. Masih banyak lagi penyakit lain.

Pertemuan-pertemuan pertama antara pemukim baru dan penduduk pribumi terjadi hampir sama prosesnya seperti setiap kedatangan pemukim baru dari Eropa di daerah pantai timur Amerika. Kedua kelompok bertemu mula-mula sebagai sahabat. Mereka mulai dengan saling berdagang untuk memperoleh makanan dan barang-barang lain.

Namun pada suatu saat, terjadilah sesuatu peristiwa dan berakibat timbulnya krisis. Mungkin pemukim baru akan menuntut agar penduduk Indian meninggalkan tanah pemukim baru. Mungkin orang Indian atau pemukim baru ada yang terbunuh. Rasa takut akann mengubah rasa persahabatan. Pihak yang satu atau pihak yang lain akan menaganggapi apa yang dipercayai pihak lain sebagai serangan. Contoh yang baik mengenai hal itu adalah bentrokan dengan kekerasan yang disebut King Philip's War atau Perang Raja Philip.

Matacom adalah Pemimpin suku Wampanoag yang hidup di daerah jajahan paling utara. Dia dikenal oleh orang Inggris sebagai Raja Philip. Tanpa bantuan suku Wampanoag itu, pemukim pertama Eropa di daerah itu mungkin tidak bisa hidup dalam musim dingin. Suku Mampanoag memberi mereka makanan. Mereka mengajar pemukim itu cara menanam jagung dan tanaman pangan lainnya. Kedua kelompok menjadi saling bersahabat selama beberapa tahun.

Namun, waktu berjalan, rasa khawatir dan kurang pengertian meningkat. Saudara lelaki Matacom meninggal dunia karena penyakit dari Eropa. Matacom menyalahkan pemukim baru pendatang. Dia juga melihat bagaimana dampak meningkatnya jumlah pendatang mengubah tanah mereka. Dia berpendapat bahwa pendatang baru merusak lahan tanah mereka.

Krisis kecil yang terjadi sesudah krisis lain menyebabkan meninggalnya orang Indian Kristen yang hidup bersama pemukim baru. Pendatang baru membalas kematian itu dengan membunuh 3 Indian. Perang segera pecah, dalam tahun 1675 dan terus berlangsung sampai dua tahun. Perang berlangsung sangat kejam. Pria, wanita, anak-anak di kedua pihak terbunuh. Para periset berpendapat bahwa lebih dari 600 pemukim dibunuh. Mereka juga mengatakan, sebanyak 3 ribu pribumi Indian tewas dalam kerusuhan itu.

Para ahli sejarah mengatakan, suku Indian yang disebut suku Narraganset menjadi korban yang nyata akibat Perang Raja Philip. Suku Narraganset tidak terlibat dalam perang. Mereka tidak memihak satu kelompok atau pun kelompok lain. Namun, pemukim baru membunuh hampir seluruh suku Indian Narraganset karena mereka takut terhadap semua orang Indian.

Rasa takut itu, kurang pengertian dan kurangnya kompromsi merupakan hal yang biasa. Perasaan-perasaan itu sangat kuat memperngaruhi hubungan antara pemukim baru dari Eropa dan penduduk pribumi Indian di seluruh daerah Benua Baru Amerika.

Macam-macam Warna Kulit Manusia

Meskipun warna kulit berdasarkan ras terbagi menjadi tiga kelompok besar dan ditambah beberapa kelompok kecil, namun warna kulit manusia lebih banyak dari itu. Misalkan saja, untuk warna kulit putih saja ada yang warna kulit putih pucat dan ada juga yang putih kemerahan. Tentu dua jenis warna kulit tersebut memiliki skin tone yang berbeda.

Sekitar empat puluh tahun yang lalu, seorang dermatologist atau dokter kulit di Amerika Serikat yang bernama Thomas Bernard Fitzpatrick melakukan penelitian dan berhasil membuat skala warna kulit manusia. Skala warna kulit tersebut dikenal dengan Skala Fitzpatrick.

Karena hasil penelitian tersebut, Fitzpatrick dijuluki sebagai bapak dermotologi modern. Ia menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan mendasar pada setiap kulit manusia akibat terbakar. Kemudian, penelitian yang dilakukannya berkembang dan gagasan tersebut banyak digunakan oleh ilmuwan sebagai standar umum maupun penelitian lanjutan.

Secara garis besar, skin tone manusia terbagi menjadi enam macam. Kira-kira Grameds tahu nggak jenis kulit Anda apa? Kalau belum tahu, yuk kita ulas bersama macam-macam warna kulit manusia di bawah ini.

Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua

Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown.

Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat.

Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik.

Mengapa Warna Kulit Manusia Berbeda?

Setelah mengenal berbagai macam ras di dunia yang memiliki warna kulit berbeda, sekarang kita masuk dalam pembahasan mengapa warna kulit manusia. Kira-kira kenapa ya, Grameds? Ada yang tahu?

Benar. Ada berbagai faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda. Pertama, karena perbedaan jumlah melanin yang dihasilkan. Orang yang memiliki melanin yang sedikit cenderung memiliki warna kulit putih, sementara orang dengan jumlah melanin yang banyak cenderung memiliki warna kulit hitam.

Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan yang sedikit terkena paparan sinar cenderung memiliki kulit yang berwarna terang. Ketiga, faktor genetik. Untuk faktor ketiga ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh besar bahkan mempengaruhi factor pertama, yaitu jumlah produksi melanin. Peran faktor ras juga ikut terlibat dalam faktor genetik.