Apakah Zeus Dewa Petir
Zeus menghukum Prometheus karena memberikan api kepada manusia
Prometheus bertugas memberikan hadiah kepada manusia agar bisa menjalani kehidupan yang produktif. Lalu, Prometheus mencuri api dari bengkel Hephaistos dan Athena di Gunung Olympus. Dia menyembunyikan api di batang adas yang berlubang dan memberikannya kepada manusia untuk mempermudah kehidupan mereka. Prometheus juga mengajarkan umat manusia cara menggunakan api untuk membuat benda logam.
Pencurian api yang dilakukan Prometheus membuat Zeus sangat marah sehingga Zeus menghukumnya. Pertama, Zeus merantai Prometheus ke batu atau pilar. Kemudian, Zeus mengirimkan seekor elang untuk memakan hati Prometheus. Karena Prometheus abadi, hatinya tumbuh kembali setiap hari. Jadi, setiap malam, elang akan memakannya lagi.
Bertahun-tahun kemudian, Hercules membunuh elang tersebut dan menyelamatkan Prometheus keluar dari kesengsaraannya. Dalam versi cerita yang berbeda, Zeus menghukum umat manusia yang menggunakan api dengan memerintahkan Hephaistos untuk menciptakan seorang perempuan. Perempuan ini adalah Pandora, terbuat dari tanah liat dan merupakan sosok yang jahat. Pandora adalah lambang perang dan kematian.
Di Athena kuno, pembuat tembikar memuja Prometheus karena mereka menggunakan api di tempat pembakarannya, yang merupakan hal yang penting dalam perdagangan mereka. Bangsa Yunani juga mengadakan perlombaan obor untuk menghormati para Titan. Prometheus sendiri sering digambarkan dalam banyak karya seni. Prometheus yang menderita karena hukuman Zeus menjadi inspirasi puisi berjudul "Prometheus Bound" karya Aeschylus.
Hera menyimpan dendam pada Zeus, lalu mengkhianatinya. Akibatnya, Zeus menghukum istrinya itu
Dipercaya bahwa Hera dan Zeus memiliki empat anak. Anak-anak mereka adalah Ares (Dewa Perang), Eileithyia (Dewi Persalinan), Hebe (Dewi Awet Muda), dan Hephaestus (Dewa Api). Meskipun Zeus menjalin hubungan intim dengan berbagai macam perempuan, Hera tidak mudah ditipu begitu saja.
Hera sangat kesal dengan suaminya. Jadi, saat Zeus menyerang dewa-dewa lain, Hera memutuskan untuk membantu mereka melawan suaminya. Hera membius Zeus agar dewa lain bisa mengikatnya ke tempat tidur Zeus. Mereka juga mengambil petir Zeus.
Untungnya bagi Zeus, dia memiliki sekutu bernama Briareus, yang pernah Zeus bantu melarikan diri dari penjara. Briareus mengetahui apa yang menimpa Zeus. Briareus lalu melepaskan Zeus dari tempat tidur. Ketika Zeus terbangun, dia sangat marah.
Sebagai pembalasan, Zeus memasang belenggu emas kepada Hera dan menggantungnya dari surga. Meskipun Hera menangis sepanjang malam, tidak ada yang berani membantunya. Keesokan harinya, Zeus memberi tahu Hera bahwa dia akan melepas belenggu itu asalkan Hera berjanji tidak akan pernah mengkhianatinya lagi.
Zeus tidak sengaja menyambar dan membakar kekasihnya, Semele, dengan petirnya hingga tewas
Semele adalah putri kerajaan yang menarik perhatian Zeus. Sang dewa melihat putri Fenisia ini ketika dia menyembelih seekor banteng sebagai pengorbanan dan saat Semele sedang mandi di sungai. Zeus lalu berubah menjadi elang untuk memata-matainya. Hingga akhirnya, mereka menjadi sepasang kekasih.
Saat istri Zeus, Hera, mengetahui tentang hubungan mereka, Hera menyimpan dendam. Kecemburuannya bertambah ketika Hera tahu bahwa Semele sedang hamil. Hera lalu pergi ke Thebes dan menyamar seperti perempuan tua. Hera mendekati Semele dan menjadi temannya.
Saat Semele mengungkapkan bahwa ayah bayinya adalah raja para dewa, Hera menanyakan apakah dewa yang Semele maksud itu adalah Zeus atau dewa yang berpura-pura menjadi Zeus. Hal ini membuat Semele berpikir dua kali tentang pertanyaan itu. Jadi, Semele menanyakan kebenarannya kepada Zeus.
Semele kemudian meminta Zeus untuk mengungkapkan jati dirinya dan membuktikan bahwa dia adalah raja para dewa. Zeus sebenarnya tidak mau mengungkapkan siapa dirinya. Namun, karena Zeus telah membuat sumpah suci, dia harus menepatinya. Zeus mengubah wujud aslinya dari seekor elang menjadi siapa dia sebenarnya. Namun, tanpa disengaja, petir Zeus menyambar Semele hingga tewas. Meskipun Zeus mampu menyelamatkan anak mereka, Dionysus, Zeus menyesali apa yang telah diperbuatnya.
Zeus memakan istrinya yang sedang hamil
Dewi Metis adalah putri Titan dari Oceanus dan Tethys. Sebagai dewi yang bijak, Metis membantu Zeus bertarung melawan Cronus untuk memperebutkan takhta. Setelah perang berakhir, mereka berdua menikah.
Mereka berdua adalah pasangan yang serasi. Akan tetapi, Metis meramal bahwa Zeus akan dikaruniai dua anak yang kuat dan berkuasa, salah satunya seorang putra yang akan mencuri takhtanya, tulis lampiran Mythology.net. Sementara itu, Metis mengetahui bahwa Zeus memiliki banyak simpanan perempuan. Metis pun enggan tidur dengan Zeus. Lantas, Metis mengubah dirinya sendiri menjadi berbagai jenis binatang yang berbeda.
Zeus yang kesal akhirnya menipu Metis untuk berubah menjadi seekor lalat. Lalu, Zeus menelannya. Saat berada di dalam perutnya, Metis sedang mengandung Athena. Dia menyalakan api di dalam perut Zeus, yang membuat Zeus kesakitan. Metis juga memukul Zeus dengan palu di dalam tubuhnya. Rasa sakit ini lalu menjalar ke kepala Zeus. Zeus menyuruh Hephaestus untuk memukul kepalanya dengan kapak. Dari lukanya itu, keluarlah Athena dengan mengenakan baju zirah lengkap, yang dibuat Metis di dalam perut Zeus.
Sementara itu, Metis masih berada di perut suaminya. Metis juga sebenarnya masih mencintai Zeus meskipun Zeus berselingkuh. Metis memang menjadi penasihat Zeus walaupun ramalannya meleset terkait seorang putra yang akan merebut kekuasaan Zeus.
Zeus menjelma menjadi angsa dan menyetubuhi Leda. Lalu, mereka dikaruniai gadis cantik bernama Helen dari Troya
Zeus juga tertarik pada Leda, Ratu Sparta. Zeus lalu menyamar menjadi angsa dan menyetubuhinya. Beberapa versi mitos menyebut bahwa Zeus merayunya, bukan menyetubuhinya, sebagaimana yang ditulis The Free Library. Namun, dua puisi terkenal karya RM Rilke dan WB Yeats menyimpulkan bahwa hubungan antara Zeus dan Leda bukanlah hubungan suka sama suka. Pemerkosaan itu terjadi di tepi Sungai Eurotas. Pada malam yang sama, Leda juga tidur dengan suaminya, Raja Tyndareus.
Setelah berbohong dengan suaminya dan Zeus, Leda memiliki empat anak, yaitu Helen, Clytemnestra, Castor, dan Pollux. Banyak yang percaya bahwa Zeus adalah ayah biologis dari Helen dan Pollux, sedangkan Tyndareus adalah ayah biologis dari Clytemnestra dan Castor. Ada juga versi lain dari mitos: Dewi Nemesis bertelur setelah tidur dengan Zeus dan Leda merawat telur-telur tersebut hingga anak-anaknya lahir. Anak Leda yang paling terkenal adalah Helen, yang dikenal sebagai Helen dari Troya. Kecantikannya yang luar biasa memicu Perang Yunani dan Troya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Mitologi Yunani yang dijamin Seru Abis!
Thor Dalam Mitologi Nordik
Thor merupakan pasangan dari pemimpin para dewa Nordik, sang All-Father, Odin. Selain menjadi pelindung Asgard, Thor juga merupakan pelindung wilayah Midgard alias bumi. Dalam berbagai kisah, Thor sering kali terlibat dalam pertarungan melawan para raksasa, juga para monster besar di bumi, seperti Jormungandr.
Thor juga merupakan dewa langit, khususnya gemuruh atau petir. Dia pun merupakan sosok dewa yang memiliki kekuatan dahyat untuk melindungi yang lain. Yang unik adalah Thor terkadang dikaitkan juga dengan sosok dewa kesuburan atau dewa yang memberkati setiap pernikahan. Sosok Thor juga dianggap sebagai “pencipta” wilayah Islandia, karena dengan kekuatan magisnya dia mampu menumbuhkan tanaman dan sebagainya.
Thor memang tidak memiliki kemampuan untuk melemparkan petir atau halilintar dari tangannya. Meskipun begitu, dia bisa memanggil petir tersebut dengan menggunakan palu ajaib miliknya, Mjolnir. Selain palu Mjolnir, sebenarnya sosok Thor juga terkenal memiliki dua senjata lainnya yaitu sebuah sabuk dan juga sepasang sarung tangan, yang sering dia gunakan.
Melalui jejak atau bukti arkeologis, penelurusan tentang kisah Thor bisa terlacak sejak era perak (Bronze Age). Dan popularitas Thor berada di puncaknya selama era Viking, sekitar tahun 790 sampai 1100. Bagi para penduduk Skandinavia, sosok Thor sering kali digambarkan sebagai seorang pejuang dan juga bukti kekuatan militer. Inilah yang kemudian membuat Thor begitu populer saat era Viking terjadi.
Dalam sebuah literasi bahkan Thor mendapatkan gambaran sebagai kebalikan dari sang ayah, Odin, yang cenderung mendapatkan gambaran sebagai sosok elit, penguasa, dan lebih cenderung berpegang kepada kekuatan sihir dan pengetahuan. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang yang begitu memuja Thor. Bahkan, mungkin sampai saat ini.
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.
Orangtua Zeus adalah Titan, yakni Cronus dan Rhea
Dewa Titan Cronus (Kronos) dan Rhea adalah orangtua Zeus. Cronus adalah dewa yang pencemburu dan serakah. Dia bahkan tidak mau mempunyai anak karena takut anaknya akan merebut kekuasaannya. Jadi, setiap kali Rhea melahirkan, Cronus akan memakan anaknya.
Rhea sangat marah dengan perilaku keji suaminya ini. Dia lalu menyusun rencana dengan meminta bantuan sesama Titan, yaitu Uranus dan Gaea. Ketika Zeus lahir, Rhea diam-diam membawa Zeus ke Pulau Kreta.
Setan yang dikenal sebagai Curetes juga membantu dengan membuat suara dari perisainya untuk meredam tangisan Zeus, yang masih bayi, agar tidak didengar Cronus. Di Kreta, Zeus sendiri dirawat oleh nimfa (para gadis cantik dalam mitologi Yunani). Saat sudah cukup umur, Zeus bertarung melawan Cronus dan para Titan dalam perang yang dikenal sebagai Titanomachy.
Zeus juga membantu kakak-kakaknya keluar dari perut Cronus. Zeus memberi Cronus racikan minuman yang membuat Cronus memuntahkan mereka. Lalu, mereka bersatu untuk mengalahkan ayah mereka. Zeus kemudian mengalahkan raksasa dan monster bernama Typhon. Zeus dan kakak-kakaknya pun siap untuk menguasai Bumi.
Zeus adalah salah 1 dari 12 dewa yang tinggal di Gunung Olympus
Zeus dan dewa Olympus lainnya tinggal di Gunung Olympus. Gunung Olympus sendiri adalah gunung yang nyata dan ada di Yunani saat ini atau merupakan akropolis (tempat peninggalan sejarah). Para dewa Yunani menjadikan Gunung Olympus sebagai rumah mereka selama Titanomachy, yang merupakan perang para Titan. Perang ini merupakan perang antara kelompok dewa Yunani yang lebih tua dan 12 dewa Olympus, termasuk Zeus. Selain Zeus, penguasa Olympus lainnya adalah Hera, Poseidon, Demeter, Athena, Apollo, Artemis, Ares, Aphrodite, Hephaestus, Hermes, dan Hades, Hestia, atau Dionysus.
Gunung Olympus adalah sebuah tempat yang diisi dengan istana dan bangunan lainnya, termasuk Kuil Zeus. Kuil ini memiliki halaman luas yang dapat menampung banyak dewa. Aula tengah dilapisi emas dan menjadi tempat untuk para dewa memantau apa yang terjadi di Bumi. Ke-12 dewa memerintah umat manusia dan terlibat dalam kehidupan manusia.
Panteon (kuil para dewa) ini sangat bermasalah karena para dewa tidak akur dan sering bentrok. Akibatnya, orang-orang Yunani Kuno beranggapan bahwa bencana alam yang terjadi di Bumi disebabkan oleh para dewa yang selalu bertengkar. Jadi, orang-orang Yunani berpikir begini: jika para dewa tidak bisa berdamai satu sama lain, lalu bagaimana manusia bisa melakukannya?
Zeus meniduri Europa dan memiliki anak yang menjadi Raja Minos
Nafsu rakus Zeus terhadap perempuan tampaknya tidak ada habisnya. Adapun, Leda bukanlah satu-satunya perempuan yang Zeus setubuhi. Zeus juga meniduri Europa, yang digambarkan sebagai putri Fenisia, putri Phoenix, dan putri Ocean dan Titan Tethys, tergantung pada mitosnya, sebagaimana dijelaskan World History Encyclopedia. Hal ini bermula ketika Zeus melihat Europa sedang berkumpul dengan beberapa temannya di tepi laut. Zeus langsung jatuh cinta. Ada dua versi berbeda: Zeus berubah menjadi seekor banteng atau mengirim seekor banteng untuk merayu Europa.
Pasalnya, Europa menyukai banteng, yang dianggapnya sebagai hewan baik dan jinak. Europa naik ke punggungnya dan banteng itu memasuki laut sebelum terbang ke udara. Banteng itu kemudian menyetubuhi Europa dan akhirnya mereka dikaruniai tiga anak, termasuk calon Raja Knossos, Minos. Mereka juga memiliki anak bernama Rhadamanthys, yang nantinya menjadi hakim di Dunia Bawah, dan Sarpedon, seorang pejuang.
Menurut mitos, banteng berubah menjadi konstelasi (rasi bintang) Taurus. Cerita tersebut mungkin juga mencerminkan peristiwa nyata. Peristiwa tersebut melibatkan serangan Minoa atau Mycenaean di Pulau Kreta di Phoenicia atau serangan di Kreta.
Zeus memusnahkan umat manusia karena marah terhadap manusia yang tidak taat dan jahat
Zeus tidak suka dengan Prometheus, Titan terakhir yang masih hidup. Sebab, Prometheus menciptakan manusia dengan Athena, yang membuat Zeus kesal karena menurutnya manusia itu jahat, serakah, dan tidak memiliki kesetiaan kepada para dewa. Karena ketidaksukaannya terhadap manusia, Zeus memusnahkan umat manusia dengan banjir besar, tulis laman Ancient Origins. Putra Prometheus, Deucalion, mencoba menghalangi Zeus untuk memusnahkan umat manusia. Namun, pikiran Zeus sudah bulat.
Dengan nasihat ayahnya, Prometheus, Deucalion dianggap mirip dengan sosok Nabi Nuh dalam Alkitab, yang membangun sebuah bahtera. Ia dan istrinya, Pyrrha, mampu bertahan dari banjir dan hujan yang berlangsung selama beberapa hari dan malam. Setelah kehancuran umat manusia, pasangan ini berdoa kepada para dewa agar manusia mengisi Bumi kembali. Akhirnya, Zeus kasihan saat mendengar permohonan dan doa mereka di Kuil Dewi Themis. Deucalion dan Pyrrha diperintahkan untuk melempar batu yang akhirnya berubah menjadi laki-laki dan perempuan. Mereka lalu berkembang biak dan memenuhi Bumi.